Dalam Diam

Sudah dua tahun lamanya setelah Nia meminta Roni untuk menjauh dari kehidupannya. 12 Februari, takdir ataukah kebetulan? mereka bertemu kembali pada tanggal yang sama saat Roni memlamarnya tepat dua tahun lalu. Bukan sebagai orang asing lagi, saat ini sebagai kenangan.

Roni berdiri terpaku, senang, dapat bertemu lagi dengan Nia. Nia tak sanggup melihat wajah Roni karena rasa bersalah dan gerogi. Perasaan-perasaan itu menguasai seluruh adegan tersebut. Dunia seakan menjadi sebuah panggung yang memaksa mereka ambil bagian dalam permainan kehidupan. Roni menata hati, mengumpulkan keberanian, dan menjulurkan tangan pada Nia. Dengan semyum manis dia bilang “Hai”, namun pahit dalam hati.

Nia menata rambutnya ke belakang telinga, saat di mana semua emosi tiba-tiba muncul secara bersamaan dalam ingatan. Tak bisa memikirkan kalimat lain selain “Aku tahu betapa kamu tersakiti, dan aku tak tahu apa yang harus aku lakukan”. Hanya ini di pikirannya. Namun yang terucap hanyalah satu kata: “Hai” sambil menjabat tangan Roni sebagai jawaban.

Masih berharap agar bahagia satu sama lain.

Written on October 1, 2016