What if it will?
Dilihat dari expresi wajah dan bahasa tubuhnya, Lutfi sadar bahwa cewek yang duduk tepat dihadapannya merasa kebingungan dan tidak nyaman.
Setelah menegguk kopi di depannya. Lutfi bertanya: “Emm… kiki, apa ada?”
“Nggak! nggak ada apa-apa kok..” Jawab Kiki tanpa melihat ke arah Lutfi
“Aku nggak tahu tentang pernikahan, maupun perjodohan ini. Tapi, aku merasa bersalah saat ada cewek di hadapanku terlihat begitu nervous. Cerita dong…” pancing Lutfi sambil senyum dan menyadarkan bahu ke kursi
“Kalau kamu ngerasa nggak nyaman” pause
“Anggap aja kamu berhadapan dengan orang asing yang belum pernah kamu temuin sebelumnya, walaupun nyatanya emang gitu sih… Dan tau nggak sih, asiknya ngobrol sama orang yang nggak kamu kenal sama sekali itu salah satunya kemungkinan untuk ketemu lagi itu kecil banget. Coba bayangin deh pas kamu beli sepatu yang… bikin cewek tinggi itu apa ya namanya?… yang kalo dipake sambil jinjit gitu.. Em… apa ya… “ pancing Lutfi sambil kukur-kukur kepala
“high heels” jawab Kiki
“Nah! itu maksudku” balas Lutfi sambil menyetikkan jari
“Terus nih, selain penjaga toko itu.. pernah nggak sih ketemu sama orang yang sama saat kamu belanja ke situ?” tanya Lutfi
“Pernah dong!” jawab kiki
“Woh..!!!” kata lutfi kaget
“Sama satpamnya” sahut Kiki sambil senyum menandakan suasana sudah mulai cair
“Arrrrgh….”
Kiki kemudian tersenyum geli melihat kelakuan Lutfi, yang secara tidak langsung memberinya sedikit rasa aman.
Akhirnya, Kiki mulai membuka unek-uneknya, “Ternyata kamu tuh asik ya, nggak seperti yang kubayangin. Tapi, aku nggak paham sama jodoh-jodohan ini. Aku selalu berpikir buat nyari pendampingku sendiri dan menikah berdasarkan cinta. Kamu boleh bilang aku kekanak-kanakan atau apalah. Tapi, itulah yang aku inginkan. Bukan perjodohan seperti ini”
Lutfi mendengarkan apa yang dikatakan Kiki, dengan hati-hati kemudian dia menjawab, “Ok, kalo gitu cobalah jatuh cinta padaku dan kemudian ambil keputusan.”
Kiki tertawa dan berkomentar, “Kamu kira jatuh cinta tuh gampang,….”
“Tuan putri, dalam cerita cinta memangnya ada yang gampang?” potong Lutfi
“Gimana kalo nggak berhasil?” Tanya kiki
“Gimana kalo berhasil?” Jawab lutfi
Kiki kehabisan kata-kata dan terdiam beberapa saat.
Beberapa tahun kemudian. Putri, anak perempuan Kiki bertanya ‘bagaimana cerita cinta kedua orang tuanya’. Kiki melihat ke arah Lutfi dan menjawab “Semua itu mulai saat ayah kamu bilang - ‘Bagaimana jika berhasil?’”